Langsung ke konten utama

Bercinta dengan Jin Rasanya…


Desclaimer

Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi!

_________________________________________________________________________________

           




 Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.

            Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.

            Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun sudah tidak empuk lagi, tetap saja kau yang paling ku nantikan.

            Seluruh badan ku jatuhkan di atas kasur usang nan buluk yang sedari tadi di nantikan. Nikmat sekali kelelahan seharian ini di gantikan dengan tidur cantik.

            Ahhh lupa, tidak mungkin aku bisa tidur jika tidak mematikan lampu, melepaskan bra, dan melepaskan celana pendek. Sudah paling nikmat tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana dalam saja. Baiklah, aku bangun lagi, dan melepaskan pakaian yang tidak diinginkan untuk menemani tidur cantik ini. Lampu redup, dan aku sudah tepar di kasur dalam hitungan menit.

            Aku melihat lelaki yang ku sukai selama ini menghampiriku. Namanya Sadam. Bagaimana bisa dia ada disini. Tapi aku senang sekali melihatnya dalam radius sedekat ini.

            Halo Ica. Begitu dia menyapaku. Dan aku menjawab dengan sumringah dan perasaan yang berbunga-bunga. Aku ingat sekali saat itu kita sedang berada di suatu tempat yang tidak asing, sedikit hampir menuju malam, dan aku yakin sekali kita sedang berada di kamar kos ku! Benar-benar tidak bisa dilupakan.

            Saat itu, aku dan Sadam benar-benar dekat dan berbincang banyak mengenai hal-hal yang belum pernah diceritakan. Banyak tertawa dan dia selalu menatap mataku rekat-rekat. Hingga dia membuatku tegang dan keringat dingin. Karena tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya kedepan wajahku dan menyambar bibirnya dengan bibirku dengan perlahan dan pasti.

            Aku memejamkan mata, mencoba bersikap tenang dan tidak gugup, dan mencoba menikmati kecupan yang diberikan bibirnya terhadap bibirku yang tipis ini. Sadam mulai memelukku erat dan meniduriku diatas kasur buluk ku yang tertutup sprei. Dia memang seperti seorang profesional yang mampu membangkitkan birahi ku tanpa malu. Dia melakukannya dengan santai dan pasti. Membelai rambutku dan mengecup leherku dengan lidahnya. Turun ke bawah menuju payudara dan meremasnya dengan perlahan. Hingga kami berdua berada di puncak sampai intim. Dia melakukannya dengan hebat. Hingga kami berdua kelelahan. Rasanya benar-benar mandi keringat saat itu. Dan entah mengapa ketika aku sudah kehabisan tenaga dan sangat letih, dia hanya meninggalkanku tanpa pamit.

            Aku pikir dia keluar hanya untuk sekedar merokok. Namun Sadam tak kunjung kembali. Sadam kemana kamu, sudah puas bisa-bisanya pergi tanpa izin. Dengan badan masih letih diatas kasur, aku membiarkan Sadam keluar sebentar.

            Tiba-tiba aku terbangun dengan keadaan basah kuyup dan napas terengah-engah. Aku menyalakan lampu dan melihat jam di dinding menunjukkan pukul tiga pagi. Astaga, apakah yang barusan terjadi padaku? Ternyata aku bermimpi bersetubuh dengan Sadam. Sampai-sampai benar-benar membuat badanku yang tadinya sudah lelah kehabisan tenaga menjadi-jadi berkali lipat. Ditambah lagi nyeri di sekitaran punggung dan pinggang belakang.

            Sialan, ternyata tadi hanya bermimpi. Tapi, bagaimana mimpi itu seperti terlihat nyata sekali. Di tambah lagi melihat kondisi tubuhku yang bercucuran keringat, persis seperti didalam mimpi tadi. Lalu rasa lelah yang becampur aduk dengan kenikmatan juga terasa sama dengan apa yang terjadi setelah bangun. Sialan. Apakah barusan aku sedang bercinta dengan sesosok Jin?

            Bagaimana bisa aku disetubuhi Jin. Cuih tidak sudinya badan ini sudah dipergunakan Jin sialan itu dengan memanipulasi lewat mimpi. Sialan, tidak terimanya aku di nodai Jin brengsek.

            Dan aku pun tersadar, bahwa sedari tadi sebelum tidur, aku tidak membaca doa. Dan mengibaskan kasurku dengan sapu lidi. Aku melupakan itu yang sebiasanya aku lakukan setiap hari. Aghh ceroboh sekali. Dan akibatnya sangat fatal.

            Ternyata benar apa yang tertulis dalam kitab Al-qur’an dan Hadist, bahwa Jin pun masih memiliki nafsu dengan manusia. Dan akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya, bahkan hingga kedalam mimpi sekalipun.

            Aghh sial, rasanya sesal tiada guna. Aku sudah dirusak Jin brengsek yang menyamar menjadi lelaki yang sedang ku sukai. Padahal jika Jin itu tidak berubah wujud, aku yakin sekali tampangnya akan sangat buruk rupa, dan akan mengejutkanku walaupun didalam mimpi.

            Semenjak dari kejadian itu, aku tidak pernah melupakan apa yang seharusnya aku lakukan dan tidak boleh aku tinggalkan. Aku berindung kepada Tuhan dari godaan Setan dan jahatnya penyihir di waktu aku tertidur. Dan aku semakin mempercayainya bahwa memang Jin sudah mendapatkan kesempatan itu untuk bersetubuh denganku. Rasanya tidak Ikhlas dan jijik. 

.

.

.

Thanks for coming gais. luv yu :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk