“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.”
—————————
Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap.
Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan.
Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan?
Cinta itu unik. Akan ku jelaskan sedikit. Dengan cinta, rasanya semua yang dilakukan akan lebih mudah dikerjakan. Dengan cinta, serasa ikhlas berada di dalam situasi apapun. Dengan Cinta pun, amarah sebesar gunung bisa lebur seperti permen kapas tersentuh air. Yang pahit di rasa manis, yang manis lebih-lebih lagi memabukkan.
Jangan jauh-jauh ya wahai kekasihku. Napasku ini sesunggu ada bersamamu setengahnya lagi.
Apakah kau akan percaya pada memori pengalaman masalalu? yang indah ataupun menjengkelkan?
Jika kau selalu sedia untuk selalu bersamaku kita akan melewati pengalaman yang jauh itu dengan lika-likunya. Sebuah hadiah untuk kita berdua di kemudian hari. Kita akan asik bercerita kembali di depan teras rumah sambil menatap wajahmu yang usang di makan usia.
Kita hanya akan menjadi tua, bungkuk, dan bergigi dua. Entah tua kita bagaimana, yang jelas aku mencintaimu.
.
.
.
Terimakasih sudah berkunjung. Hadid 🫶🏻
———
Gambar memiliki hak cipta
pinterest: https://pin.it/70Xm981
Komentar
Posting Komentar