Langsung ke konten utama

SENIORITAS DI UNAS(?)

Gais, pantun dulu biar oke.

Mas Bambang lagi belajar tajwid 

Selamat datang di Blog Hadid


Tulisan ini tanpa bertele-tele. Jadi, langsung Check it jrot aja skurtt.


Universitas Nasional (Unas)



Gw mau memperkenalkan Kampus tercinta ber-almet Hijau. Universitas Nasional yang dijuluki sebagai Universitas Perjuangan yang merupakan salah satu Universitas Swasta tertua kedua di Indonesia. Didirikan pada tanggal 15 Oktober 1949. Unas sudah mendapat akreditasi A juga gais. 

Untuk gedungnya sendiri di bagi menjadi 3 bagian: 

1. Gedung utama di Jl. Sawo Manila No. 61, RW.7 Pasar Minggu. Jakarta Selatan. 

Di gedung utama ini adalah untuk program studi S1; Fakultas FISIP, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi Bisnis, Fakultas Teknik dan Sains  Fakultas Sastra, Fakultas Teknologi Informasi dan Informatika, Fakultas Kesehatan dan juga Fakultas Biologi. 

2. Menara Universitas Nasional di Jl. RM. Harsono Blok Kenanga No. 11, RT 09/04, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Di gedung ini dipakai untuk Program S2 atau sekolah pasca sarjana. 

3. Fakultas Pertanian di Jl. Bambu Kuning, RT 04/01, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 


Program Studi Sarjana (S1)

Di Unas ini, mantul banget deh, banyak program studinya yang bisa dijadiin referensi buat kalian yang bingung mau masuk jurusan apa nantinya. 

1. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 

-Ilmu Politik

-Hubungan Internasional

-Ilmu Administrasi Negara 

-Sosiologi 

-Ilmu Komunikasi

2. Fakultas Hukum 

-Ilmu Hukum 

3. Fakultas Bahasa dan Sastra 

-Sastra Indonesia

-Sastra Inggris 

-Sastra Jepang 

-Bahasa Korea 

4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis 

-Manajemen 

-Akuntansi 

-Pariwisata

5. Fakultas Teknik dan Sains 

-Fisika

-Teknik Elektro

-Teknik Mesin 

-Teknik Fisika 

6. Fakultas Biologi 

-Biologi

7. Fakultas Pertanian 

-Argoteknologi

8. Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika 

-Sistem Informasi 

-Teknik Informatika 

9. Fakultas Ilmu Kesehatan 

-Keperawatan 

-Kebidanan


LINGKUNGAN KAMPUS 

Nah, gais, sama seperti kampus pada umumnya yang menyediakan fasilitas umum seperti parkiran, taman, lapangan, kantin, perpustakaan, masjid di setiap gedung.

Di pintu masuk langsung ada parkiran dan juga taman Unas yang keren banget kalo malem, karena ada lampu tumbler nya. Cocok untuk yang suka foto ala-ala estetik. 

Lanjut ke Kantin, wah, di sini tempat favorit mahasiswa sering nongkrong. di Unas menyediakan 2 kantin yang masing-masing punya nama. kantin depan disebut sebagai Bandara, dan kantin belakang disebut Kabel (kantin belakang). kalo gw suka nya nongki di Kabel.

Satu lagi, Unas lagi progres kerjain Auditorium Cyber Library yang sebentar lagi udah mau selesai gaiss. 

Unas memiliki 4 tingkat gedung yang di tengahnya di isi taman, namanya DPR (Dibawah Pohon Rindang). Gimana ga gokil tuh nama. 

Satu hal yang gw suka dari Unas dan Mahasiswa nya, disana tidak ada senioritas. Selama gw kuliah di Unas, ga ada bulying dari Katingnya. Semuanya Family Friendly kok. Jadi gaada lagi tuh senioritas. Dan gw juga sering di ajak ngobrol sama kating-kating disana. Asli sih seru banget bisa rukun di kampus. 

So, bagi kalian yang mau kuliah dengan biaya yang worth it cek aja profil Unas. Semoga kita bertemu di kampus perjuangan ber-almet hijau yaa!. 


Terimakasih yang sudah berkunjung dan membaca!

Salam hangat dari Hadid.


Sumber: 

http://e-library.unas.ac.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Nasional




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta dengan Jin Rasanya…

Desclaimer Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi! _____________________________________________________________ ____________________               Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.             Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.             Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk