Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

DUA PULUH TAHUN

     Di tahun ini November 2118, tepat ketika usia ku menginjak tigapuluh tujuh tahun. Sudah mencapai cita-cita ku menjadi seorang Pengacara, mempunyai kantornya sendiri dan mempunyai keluarga kecil yang ku rasa aku sangat bahagia. Tahun dimana perayaan yang selalu dirayakan oleh orang terkasih; Suami ku yang penyabar dan ganteng, dengan dua anak laki-laki yang sangat kusayangi.      Aku rindu papa. Waktu yang sangat sedikit berkunjung kerumahnya membuat perasaan itu meluap seperti ombak yang tidak tenang.      Aku ingat masa itu. Usia ku duapuluh tahun, dan papa melihatku menangis sejadi-jadinya. Papa menghampiriku, memelukku dan mengelus rambutku seperti bayi. Papa bertanya apa yang terjadi kepadaku, dan aku tak kuasa berkata-kata. Aku memeluknya erat dan menangis terus sampai sesak dada menghujam. Aku bercerita kepada papa, bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Aku baru mengalami patah hati. “pa, aku bertengkar lagi” sambil terisak-isak.      Papa mengerti maksudku dan me

Kilas Balik Kegagalan

Tahun ini aku menghadapi dilema yang luar biasa kuat. Sebahagian diriku tengah berbahagia sekali. Di bagian lain menyimpan rasa tidak ingin pergi. Yang ku ingat hanya orangtua ku, dan adik kesayanganku. Tepatnya di usia ku yang menginjak umur delapanbelas tahun ini, aku disuguhkan dengan berita baik. Nama ku tertera di daftar siswa yang lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri di Malang, dengan jalur rapot. Sehingga tidak perlu aku bersusah payah mengikuti tes lagi. Orang meyebutnya sebagai kampus terfavorit sepuluh besar. Disitu tertera nama ku Baskara Pati. Prodi Hukum s1. Lulus/diterima. Segera ku memberi tahu mama ku.             “Ma, Baska punya berita baik hari ini.” Suguh ku gembira.             “Apa itu anak ku. Senang sekali nampaknya anak mama”. Kata mama ku manis sekali.             “Ma, Baska diterima PTN di Malang sana. Sesuai dengan jurusan yang Baska pilih.”             “Alhamdulillah kalau begitu. Mama senang mendengarnya sayang. Kalau begitu sebentar lagi anak mama

MERAH

Assalamualaikum Mari bergabut ria 🌝✊🏼 ada   sedikit konten, gatau disebutnya, but, let's get started  MERAH Dia merekah saat semua orang tertidur lelap, diam-diam mengembangkan bunganya lebih indah dari hari ke hari. Dia cantik, merona dan bersih di terpa embun pagi.  Gelap menuju fajar yang hangat membuatnya merekah lebih indah, bermerah-merah delima bak perawan kerajaan. Aku sungguh ingin memilikinya, tapi, dia si rupawan nan indah tidak mungkin mati hanya karna kesenanganku atasnya. Kepemilikan tidak membuatnya semakin hidup, malah, aku menghancurkannya dalam sekali tarik. Duhai yang di ingini banyak kaum, jagalah dirimu, tetaplah ditempatmu semestinya, berlenggak lenggok pamer kecantikanmu, kau memang untuk menyenangkan mata yang melihatmu. Wangi mu bak surga firdaus dari jarak sekian dan sekian.  Maafkan jika aku sempat ingin mematikanmu.  Merah, saat tiba waktunya, kau akan mati dengan takdirmu sendiri, aku harap matimu tidak membawa duka untuk semua. Akan pasti muncul mera

02:14 AM

Selamat pagi, siang, sore malam gais Pantun dulu anggota DPR lagi rapat paripurna jangan  mager  membaca enjoyy!! Sebuah cerita pendek Prangggg!!!… Suara piring hadiah sabun suci jatuh dan pecah di dapur… Aku panik, dan segera mengambil pengki dan sapu untuk membersihkan pecahan beling yang berserakan. Berharap semoga seisi rumah mendadak budek dan melanjutkan mimpi mereka di tengah malam ini. Tiba-tiba suara pintu kamar dekat dapur terbuka. “kucing dapur laper ye, berisik banget anjir” sahut abang “hehe, iya laper ni” Aku kira, abang akan marah karena keberisikan tengah malem yang aku buat akibat perut yang selalu kelaparan di tengah malam. Ternyata tidak, mungkin suasana hatinya sedang bagus. Setelah selesai membersihkan pecahan beling, aku langsung tancap gas mengeluarkan ide tengah malam untuk makan apa. Sepertinya nasi goreng enak. Aku ambil bahan-bahannya yang terdiri dari satu butir telur ayam, satu piring nasi satu sendok makan kecap manis, cabai bubuk asal saja, dan garam sete