Langsung ke konten utama

02:14 AM





Selamat pagi, siang, sore malam gais

Pantun dulu

anggota DPR lagi rapat paripurna
jangan mager membaca

enjoyy!!


Sebuah cerita pendek



Prangggg!!!…


Suara piring hadiah sabun suci jatuh dan pecah di dapur…

Aku panik, dan segera mengambil pengki dan sapu untuk membersihkan pecahan beling yang berserakan. Berharap semoga seisi rumah mendadak budek dan melanjutkan mimpi mereka di tengah malam ini. Tiba-tiba suara pintu kamar dekat dapur terbuka.

“kucing dapur laper ye, berisik banget anjir” sahut abang

“hehe, iya laper ni”

Aku kira, abang akan marah karena keberisikan tengah malem yang aku buat akibat perut yang selalu kelaparan di tengah malam. Ternyata tidak, mungkin suasana hatinya sedang bagus.

Setelah selesai membersihkan pecahan beling, aku langsung tancap gas mengeluarkan ide tengah malam untuk makan apa. Sepertinya nasi goreng enak. Aku ambil bahan-bahannya yang terdiri dari satu butir telur ayam, satu piring nasi satu sendok makan kecap manis, cabai bubuk asal saja, dan garam setengah sendok teh. 

Kepercayaan diri mulai terbangun, dan siap untuk memasak satu porsi nasi goreng. Bismillah semoga enak. Ctekk… kompor menyala dengan api sedang. Setelah wajan sudah mulai panas, aku menuangkan asal saja minyak kedalam wajan, menunggu hingga panas kemudian aku pecahkan telur di minyak yang panas. Diaduk hingga kuning telur bercampur dengan putihnya. Aku taburi sedikit garam Himalaya yang berwarna merah ke pink-pink-an di atas telur yang sudah terburai. Menunggu hingga setengah matang, aku masukan nasi panas yang baru saja diambil dari rice cooker ke atas wajan yang berisi telur itu. Kemudian di aduk-aduk sambil satu tangan tolak pinggang persis seperti ibu-ibu yang sedang memasak. Setelah nasi sudah tercampur rata dengan telur, aku memasukan sedikit garam berwarna merah ke pink-pink-an tadi agar ada rasanya. Aduk lagi kemudian aku masukan kecap manis hingga warna nasi sedikit kecoklatan. Aku mengaduk lagi dan terakhir aku masukan cabai bubuk agak banyak agar pedas dan lebih menantang. Dan akhirnya satu porsi nasi goreng selesai di buat. 

Aku sajikan diatas piring hadiah sabun cuci dengan hati-hati. Kemudian aku bahwa ke kamar dan siap untuk dimakan. 

Bismillahirahmaanirrohiim, mari kita coba” kataku berbicara sendiri.

Suapan pertama dengan asap yang masih mengepul di nasinya aku masukan ke dalam mulut. Hmm, benar dugaanku, rasanya tidak enak. Tapi, sebagai bentuk apresiasi terhadap nasi goreng buatanku sendiri, akhirnya aku makan sampai habis, disamping karena lapar juga. 

Rasanya tersiksa, tapi aku tetap tegar dan menghabiskan hingga suapan terakhir. Leganya, nasi goreng ala aku sudah habis. Semoga besok-besok masakanku lebih baik dari malam ini.

Setelah makan, aku selalu minum air putih agar tidak serat di tenggorokan. Karena tidak bisa langsung tidur, aku memutuskan untuk melanjutkan bacaan novel yang sudah setengah buku selesai dibaca. Aku membaca novel The Sixth Wicked Child karya J.D. Barker, penulis asal amerika yang merupakan penghasil novel pembunuhan terbaik, yaitu novel yang sedang aku baca sekarang. 

Aku sedang membaca novel itu pada bagian surat harian milik Bishop yang sedang berada di tangan Sam Porter. Sebelumnya, didalam novel tersebut, Porter sedang mengunjungi rumah sakit masa kecilnya Bishop untuk mengetahui masa lalu nya Bishop yang pernah tinggal disana. Selain itu, guna untuk memenuhi penyelidikan yang sedang ditangani Porter atas kasus yang menimpa Bishop yang juga menyeret namanya. Karena Porter di indikasi terlibat pembunuhan ini dengan barang bukti bubuk mesiu yang ada ditangannya pas dengan bukti yang ada di TKP. 

Karena rasa kantuk sudah meronta-ronta, aku tidak melanjutkan bacaannya. Dengan perut yang sudah terisi dan rasa kantuk, maka nikmatnya tidur sudah tidak ada bandingnya.


makasih udah bacaa 🌝

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta dengan Jin Rasanya…

Desclaimer Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi! _____________________________________________________________ ____________________               Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.             Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.             Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk