Langsung ke konten utama

Dear pejuang Overthinking 2000, 2001, 2002, 2003.




Hai, bagaimana kabarnya? Masih stress? Overthinking? halusinasi? Atau sudah gila? Sampai memutuskan untuk mengakhiri hidup. Oh, atau ini, masih merasa tidak ada yang sayang kalian? Dan mungkin juga, apa masih merasa tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan tujuan terakhir adalah benar-benar mati?

Kita sama. Berada di titik terendah yang sama. Dengan persoalan yang berbeda, dengan kesakitan yang sama-sama dalam.

Ingat kan, kita ini petarung? Yang sudah berhasil mengalahkan ribuan bahkan ratusan juta sperma lain yang berusaha masuk ke dinding rahim ibu kita. Yang bisa bertahan selama sembilan bulan di dalam perut ibu. Yang tetap hidup saat lahir ke dunia.

Masih merasa kurang kuat?

Yang masih tetap haha hihi setelah dimarahin ibu. Yang masih tetap ketawa sehabis mendengar pertengkaran orang-orang dirumah, yang masih tetap santai walau tugas di kejar deadline, yang masih tetap nyengir walaupun tahu kalau omongan doi tidak bisa di percaya.

See? Sekuat itu kalian.

Kita tahu, semakin kesini semakin terlihat pola hidup orang dewasa yang sebenarnya. Yang dulu sewaktu kecil kita ingin sekali cepat-cepat besar karena kelihatannya enak dan bebas.

Bagaimana setelah doa kalian di kabulkan dan sekarang menjadi orang dewasa? Tidak sama bukan dengan ekspektasi kita saat masih menjadi bocah potato?

Dulu saat kita sedang menonton tayangan spons cuci piring yang warnanya kuning, kita tidak suka dengan binatang laut aneh yang punya banyak tentakel. Karena perannya tidak lucu dan selalu cemberut. Peran yang membosankan dan kita tidak mengerti kenapa gurita itu selalu seperti itu. Merasa tak acuh dengan sekitar, apalagi dengan bintang laut dan spons cuci piring yang kelihatannya ceria dan selalu bermain menangkap ubur-ubur.

Sekarang kita tertawa melihat peran si gurita. Yang secara keseluruhan merupakan bentuk realita kehidupan yang ter-framing ­didalam sebuah cerita animasi anak-anak.

Kita tahu, mau bagaimana pun, hidup tetap berjalan, dengan di iringi tumpukan cobaan yang sedang dan akan datang. Yang selalu menjadi bayang yang tak pernah lepas dari diri kita seumur hidup.

Coba pikir, sudah sesering apa kalian menangis, mengumpat, mencela, menghardik diri sendiri dengan kata-kata tolol, goblok, anjing, tai, bangsat, sialan, dan yang lebih dari itu.

Berapa banyak kata yang pernah kalian keluarkan dan selalu menyebut ‘mati, mati, mati’. Dan merasa mati adalah sebuah penyelesaian masalah.

Berapa banyak berat tubuh yang hilang karena pikiran berlebih? Dan sesering apa waktu malam kalian tidak digunakan untuk tidur?

Hampir seluruh populasi manusia di bumi pernah berbuat demikian. Ditimpa realita yang tak ada ujungnya. Yang selalu datang bertubi-tubi. Padahal yang kita inginkan datang bertubi-tubi adalah uang, rasa sayang, ketenangan, dan cinta.

Ini dunia nyata, bukan Minecraft. Jadi simpan mimpi itu, dan tetap berusaha hidup walaupun tidak berguna.

Coba bayangkan, suatu ketika kalian merasa tidak dicintai, tidak disayangi, tidak di perlakukan dengan baik oleh orang-orang yang kalian sayang. Merasa tidak diinginkan dan hal itu membuat hancur berkeping-keping dan hilang rasa percaya. Kalian merasa di khianati. Kalian tidak di hargai dan selalu dalam tekanan.

Lalu, kalian sakit hati dengan keadaan. Masalah muncul berjejer dengan masalah lain yang belum selesai juga. Otak kalian panas, hati kalian lelah, pikiran kalian tidak karuan, dan jam tidur kalian berantakan.

Lalu besok harinya kalian tertawa terbahak-bahak dengan teman-teman, berbagi cerita, dan dapat cerita baru yang menyenangkan. Namun, ketika kalian pulang kerumah, dikamar, kalian menangis lagi.

Hati merasa di ombang-ambing. Membuat kalian merasakan yang namanya Mood Swing. Membuat kalian menjadi cepat marah, tidak terkontrol, dan menjadi sulit mengambil keputusan. Capek sekali. Dan itu selalu berulang, sampai kalian terheran-heran dan muncul banyak pertanyaan. Sebenarnya aku ini kenapa, apa yang salah sama diri ini, kenapa begini dan kenapa begitu. Dan akhirnya overtinking.

Jika kalian saat ini berada di titik terendah hidup kalian. Cobalah berdamai dengan diri sendiri. Tidak perlu banyak cara, tidak perlu ke ahli saraf, dokter jiwa, ataupun menjadi pasien rumah sakit jiwa.  

Selagi kalian percaya akan satu hal. Tuhan. Kalian tidak perlu risau, kalian masih aman.

Coba pelan-pelan menangis, adukan semua yang menyesakkan hati, mengacaukan pikiran dan membuat lemas tubuh kalian. menangislah yang panjang hingga kalian terisak dan tidak mampu berkata-kata. Serahkan beban apapun yang kalian rasa tidak bisa ditanggung sendirian. Wahai jiwa-jiwa yang berada dalam pegangan-Nya. Tuhan kalian itu maha baik, penyayang dan pemurah. Yang selalu menerima kalian dalam keadaan apapun, hanya untuk mendengar kalian berkeluh kesah atas semua permasalahan yang kalian tidak kuat menanggungnya. Dia tidak pernah menolak kehadiran kalian. Sebanyak apapun kesalahan kalian. Dia tetap berkata; dia hamba-Ku, sedang mengadu kepada-Ku, maka akan Aku dengar dan Aku kabulkan yang terbaik untuknya.

Percaya dan harapan. Percayalah bahwa Tuhan kalian adalah tempat sebaik-baiknya mengadu, berkelu kesah, tempat bercerita, dan pendengar yang paling baik. Yang dimana ketika kalian memohon kepadanya, maka akan diciptakan hati yang tenang, lapang, dan beban yang perlahan berkurang. Yang tidak pernah di ditolak apa yang kalian harapkan. Yang selalu menunggu kalian untuk terus bercerita. Yang juga merupakan tempat cerita yang paling aman.

Harapkan apa yang kalian inginkan dan butuhkan. Terus meminta hingga Tuhan tidak tega menolak untuk segera dikabulkan. Disitulah ketika kedua tangan kalian terangkat, doa yang dimulai tidak akan pernah di tolak.

Bagaimana? Sudah merasa membaik? Jika belum adukan saja keluh kesah kalian. Karena besok ada cobaan yang lebih berat dan lebih banyak daripada ini. Jadi tetaplah hidup.

Walaupun cobaan terus berdatangan, jangan pernah sekalipun berniat mengakhiri hidup. Kehidupan adalah sebaik-baiknya jalan yang pernah di ciptakan Tuhan untuk manusia. Di dalam kehidupan ada cinta, kasih sayang, nikmat, cobaan, kepahitan, dan segala macam bentuk penamaan nya.

Ingatlah, bahwa nikmat hidup kalian jauh lebih banyak daripada cobaan yang kalian hadapi. Jika disebutkan, maka kalian akan malu karena meng-eluhkan apa yang sebenarnya kalian mampu atasi.

Kalian sudah kuat, namun, belajarlah lagi untuk menjadi lebih kuat dari ini. 

.

.

.

Thank you yang udah baca ya, may god always bless you all.

__________________

Desclaimer:

gambar memiliki hak cipta

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRaobEtqWtgBFo_9ZYHAUZUMti9Omr8PhGW4ikTp8JFIsphUMGAjMrlP2D8BjMUNwwXkxvGUgcWPyXXW9SsLlmkdznUGVFkRAlX35ABTJ-taahobdaeOD1PN7yJmN-8HNLAVTNdqMovhOc/s1334/CHARMIE.jpeg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta dengan Jin Rasanya…

Desclaimer Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi! _____________________________________________________________ ____________________               Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.             Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.             Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk