Orang-orang panggil saya Lis. Seorang jongos paruh baya dan pekerja kasar yang setiap hari datang kerumah satu dan kerumah lainnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah orang-orang berduit. Saya punya satu anak perempuan cantik sekali campuran Indo-Perancis. Namanya Biana. Anak hasil perzinahan saya dulu ketika muda menjadi pelacur bayaran.
Dulu, ketika saya muda, pekerjaan
utama saya adalah menjadi pekerja seks untuk pemuas nafsu orang-orang gila
berduit. Hidup saya sedemikian sulit, hingga saya benar-benar bekerja sebagai
pelacur yang dibayar.
Saya tidak punya orangtua, sudah
lama ditinggalkan karena mereka gugur di medan perang. Sejak usia saya empatbelas
tahun, saya sendirian dan tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian tetangga saya
menawarkan saya untuk ikut dia bekerja. Saya ikut saja saat itu. Dia Mina seorang
perempuan enambelas tahun. Mina bilang, saya bekerja hanya untuk malam hari
hingga fajar tiba, melayani tuan-tuan Eropa dan akan dibayar dengan harga sepadan.
Saya ikut akhirnya.
Pertama kali saya menjalani
pekerjaan itu, saya hanya melihat-lihat banyak perempuan yang menempeli
laki-laki Eropa sambil memegang segelas minuman ditangannya. Saya dan Mina
disana hingga Mina ditarik tuan besar yang gemuk dan tinggi sekali badannya,
sepertinya Mina sudah memulai pekerjaannya. Saya berdiam saja melihat
orang-orang yang tampaknya senang sekali berada disini. Hingga satu ketika, ada
satu orang mengajak saya ke kamar dan saya menurut. Saya bertanya apa yang harus
saya perbuat, dia bilang cukup lakukan sesuatu yang bisa membuat saya senang. Akhirnya
saya memijat punggungnya saja. Kemudian dia, sebut saja tuan Alex, memegangi
tubuh saya. Saya merasa takut sekali dan mencoba sesekali menangkasnya, hingga
dia benar-benar melucuti semua pakaian saya. Tidak ada kain yang tersisa dari
badan saya.
Kami berdua berada di satu ranjang
dengan sama-sama tidak memakai pakaian. Telanjang. Aku menangis ingin pulang
dan tuan Alex bilang ini menyenangkan, jadi janganlah menangis. Setelah sedikit
reda tangisan itu, saya di tidurkan diatas ranjang yang empuk. Dia jatuhkan
badannya diatas badan saya yang kurus ini. Dia menjilati payudara dan
selangkangan saya. Dan saya tidak bisa melawan karena bobot tubuhnya yang besar
dan kuat. Saya menahan tangis agar dia tidak marah. Dia terus melakukan itu hingga
sesuatu masuk kedalam lubang kemaluan saya. Awalnya sakit sekali, benar-benar
sakit, seperti di sileti kemaluan saya. Beberapa kali tuan itu mencoba dan
gagal terus. Saya sangat kesakitan dan tidak dapat menahan rasa sakit itu sama
sekali.
Hingga akhirnya, sesuatu yang
benar-benar menyakitkan, benda itu memasuki kemaluan saya dengan tergesa dan
memaksa. Saya merasakan ada yang mengalir di bawahnya. Ternyata itu darah. Saya
sangat ketakuan hingga hanya bisa terdiam lemas dan menangis sejadi-jadinya.
Tuan Alex benar-benar membuat
saya merasa tidak berdaya. Dan semua yang saya rasakan hanyalah sakit, tidak
ada kesenangan sama sekali.
Selesai tuan Alex menjamah badan
saya, dia tidur sebentar disamping saya sambil memeluk saya hingga tertidur. Saya
menangis lagi hingga rasanya ingin mati saja. Beberapa saat kemudian tuan Alex
bangun dan memberikan saya kecupan terakhir beserta uang sekitar 2 gulden. Untuk
tahun 1920 itu adalah jumlah yang besar untuk anak seusia saya.
Hingga akhirnya hari-hari saya
dibiasakan menjadi pekerja seks bayaran. Karena saya butuh uang untuk makan. Saat
itu, saya sudah menjalaninya selama 3 tahun, dan sudah cukup banyak mengumpulkan
pundi-pundi uang. Saya membeli perhiasan, menghias diri, merawat tubuh,
sehingga jika nanti ada yang ingin saya puaskan, maka bayarannya harus tinggi.
Malam itu, saya kedapatan tamu
dari Perancis. Namanya tuan Lebeau (dibaca Lubu). Dia tampan sekali,
tingginya sekitar enam kaki (183 cm), bertubuh bugar, dan gondrong. Usianya sekitar
tiga puluhan ke atas. Saya bertanya apa pekerjaannya dia bilang seorang pengusaha
susu sapi peranakan Australia yang kantornya ada di Batavia. Kaya sekali dia.
Dengan pengetahuan dan pengalaman
selama tiga tahun belakangan, saya rasa bisa sekali untuk memuaskan tuan Lebeau,
agar saya dapat uang yang lebih banyak lagi dari pengusaha ini.
Saya melayaninya dengan penuh
gairah. Memamerkan bentuk tubuh saya yang montok dengan pakaian dari kain sutra
yang saya beli di pedagang Turki di pasar Senin.
Dia kelihatannya suka sekali
dengan penampilan saya. Hingga dia benar-benar menarik tubuh saya ke tubuhnya. Saling
berbalut kulit dengan kulit. Dia mencumbu saya hingga basah dan sangat
bergairah. Menciumi bibir saya yang tebal sambil meraba-raba tubuh saya yang lainnya.
Saya berhasil memuaskannya hingga
saya sadar bahwa tuan Lebeau mengeluarkan cairan itu didalam kemaluan saya. Setelah
kelelahan, saya dan tuan Lebeau tidur hingga pagi.
Bagi tuan yang saya layani, harga
yang saya tawarkan adalah lima gulden untuk satu malam. Dan saya meminta dua
kali lipat kepada tuan Lebeau menjadi sepuluh gulden. Dia benar-benar royal dan
memberikan saya sepuluh gulden.
Setelah melayani tuan Lebeau, saya
tidak bekerja lagi selama satu bulan. Seminggu karena saya sakit meriang dan tiga
minggunya saya merasa ada yang aneh dengan badan saya.
Selama sebulan itu, saya merasa tidak
enak badan, dan selalu merasa mual. Saya pikir hanya kelelahan saja dan butuh
istirahat beberapa saat. Saya datang kerumah Mina bercerita soal sebulan ini
apa yang badan saya keluhkan. Saat Mina pegang perut saya, dia bilang saya hamil.
Saya tidak percaya dan minta diantarkan ke dukun beranak. Sesampainya di dukun
itu, Mbok Uriah bilang saya benar hamil, dan kandungannya sudah berjalan tiga
minggu.
Saya rasa itu bukan pertanda
baik, karena saya tidak bisa bekerja lagi seperti biasanya. Ingin saya gugurkan
kandungan ini, dengan berbagai macam cara. Di usia tujuhbelas tahun saya sudah
mengandung. Dan saya tidak siap menjadi ibu. Saya mencoba lain menggugurkannya
dengan meminum racun, menonjoki perut saya sampai keluar darah dari kemaluan saya.
Tapi anak didalam perut saya tetap tumbuh hingga saya benar-benar melahirkan
anak tersebut, seorang perempuan. Saya beri nama Biana Lebeau, nama Perancis
yang saya ambil dari darah bapaknya.
Dia sangat cantik, matanya biru
gelap, tidak coklat. Kulitnya putih seperti bapaknya, dan rambutnya pirang persis
seperti bapaknya. Kelak dia juga akan tinggi seperti bapaknya.
Saya mengurus An seorang diri
dengan penuh perhatian dan kasih sayang. An adalah anak yang tidak banyak
menangis. Setiap malam hari saya titipkan An kepada tetangga dekat saya, bu ququm.
Saya bayar dia dengan uang hasil enjual diri seperti yang selama ini saya
lakukan.
*
Enambelas tahun setelahnya, saya memutuskan untuk berhenti
bekerja menjadi pelacur. An hanya mengetahui saya bekerja malam dan pulang
pagi. Tidak pernah bertanya apa yang sebenarnya saya kerjakan.
Saya berhenti melacur dan mencari pekerjaan lain sebagai ...
Bersambung ...
___________________________________________________________________________________
TERIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA, DITUNGGU YAW PART II NYA 😗
Have a nice day y'all
Desclaimer:
gambar memiliki hak cipta
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAEyx9arEZb_zOjvZ5qpidPvqj1On_ShyHVpNB3ZpiOM0kyGwtEDOZGzaGOLXTkwNalKHo4x6AuoXn3KA5AXPWiEzTDGirDRjUWaZjJU3cKYBG3dr6dAJfm5L0MSAJq1Yvu8rNy0kh-r0K/s300/download.jpg
Komentar
Posting Komentar