Langsung ke konten utama

Castiel, an Angel



Saat itu datang sesosok makhluk yang tidak aku kenali wujudnya. Perawakannya sungguh berbeda dari ciri diriku. Dia bercahaya dan sangat terang, dia mempunyai sayap yang sangat lebar dan dia sangat besar.


Dia menyapaku. Saat itu aku sedang menangis tersedu, di depan teras rumahku. Keadaan di depan rumahku sangat gelap dan tidak ada orang. Aku berada di luar karena ibu memarahiku dan menyuruhku untuk tidur di luar tanpa selimut.


Sosok itu berkata selamat malam anak baik, sedang apa kau di sini dan kenapa kau menangis. Aku tidak menjawab pertanyaan nya, karena aku tidak mengenal dia. Akhirnya aku tanyakan kembali. Pertanyaan aku saat itu sebagai seorang anak kecil berusia lima tahun. Kenapa kamu sangat terang? Dan dia menjawab karena ini merupakan wujud ku. Kenapa kamu punya sayap? Dan dia menjawab karena ini adalah kendaraanku untuk terbang ke sana kemari. Kenapa tubuhmu besar dan berbeda denganku? Karena kita diciptakan dengan zat yang berbeda. Kenapa dan kenapa selalu aku tanyakan namun dia bilang kepadaku, aku akan menjawab semua pertanyaanmu ketika dirimu sudah cukup mengerti dan sudah mengenal siapa diriku. Dan aku bertanya untuk yang terakhir kali, siapa namamu? Lalu dia menjawab aku adalah malaikat yang di utus dan diperintahkan-Nya untuk menenangkan hati dari jiwa-jiwa yang bersedih dan teraniaya. Dan dia berkata lagi, Izinkan aku bertanya kenapa kau diluar dan menangis. Lalu aku menjelaskan kenapa aku menangis. 


Awalnya, aku tertidur di kamarku sendirian. Aku adalah anak pertama dan aku mempunyai  adik bayi yang baru lahir, dia seorang perempuan. Ibu menarikku keluar dengan kasar. Lalu aku menjerit kesakitan karena tanganku dicengkram hebat oleh ibu. 


Saat itu ibu menghardik ku dengan kata kata mengumpat. Dia bilang dasar anak sial, dasar anak tidak membawa untung, hidupku susah karena mu. Saat itu aku hanya bisa menangis.


Lalu ibu bilang dia tidak sudi memiliki anak sepertiku. Ibu berencana untuk membuangku jauh-jauh atau menjualku kepada orang lain. Dia mengatakan bahwa hidupnya sudah susah dan tidak menginginkanku lagi.


Karena aku tidak sanggup melanjutkan nya, maka sosok Itu bertanya, sejak kapan ibu berbuat demikian kepada mu?, dan aku menjawab sejak ayah tidak pernah kembali lagi kerumah. Malaikat bertanya sejak kapan ayahmu pergi meninggalkan kalian? Aku menjawab, sejak ibu melahirkan adikku. 


Semenjak saat itu perlakuan ibu terhadapku berubah, dia jadi sering menyakitiku dan memukul ku tanpa sebab.

Sosok itu tidak bertanya lagi dan malah mengajak ku pergi ke suatu tempat. Dia mengajak aku pergi dengan menggendongku di belakangnya yang juga terdapat sayap.

Aku tanyakan mau kemana kita, dia bilang akan mengajakku ke tempat yang Indah, yang akan membuat hatiku senang dan tidak bersedih lagi.


Aku ingat sekali saat itu, tempat yang ditunjukkan nya benar benar Indah dan aku bertanya apakah tempat ini? Dia bilang ini adalah surga. Aku tanya apakah surga itu? dan dia menjawab surga adalah tempat terbaik yang pernah diciptakan untuk orang orang yang berpulang dalam keadaan sebaik-baiknya.


Saat itu aku tidak mengerti apa yang diucapkan. Tapi didalamnya aku merasakan kesenangan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. 


Aku ditujukan oleh sosok itu apa-apa yang indah. Aku ingat sekali, surga itu luas sekali, wangi, banyak pepohonan rindang, terdapat sungai didalamnya, dan banyak sosok sejenis malaikat didalam sana. Mereka semua tersenyum kepadaku.


Aku bilang kepadanya, bolehkah aku tinggal disini bersama mu? Dia bilang belum saatnya, jika kau ingin disini, maka berbuat kebajikanlah dan amalkan perintah Tuhan. 


Aku tetap tidak mengerti maksudnya dari perkataannya itu, lalu dia mengatakan, aku selalu ada di dekatmu, aku akan selalu menjadi penawar kala hati mu bersedih dan sakit. 


Kemudian dia mengantarkan ku kembali lagi ke teras depan rumahku. Dia bilang, besok akan ada seorang suami istri yang mengambilmu dan akan mengurusmu dengan baik. Dia mengatakan bahwa ibuku telah menjualku dengan harga sekian. 


Dan dia mengatakan aku tidak perlu menangis lagi karena perlakuan ibu kandungku. Lalu aku bertanya, jika aku tidak menangis lagi, maka kau tidak akan menghampiriku lagi. Dan dia berkata, aku akan tetap menghampirimu. Atas izin-Nya. Tetap aku tidak mengerti. 


Saat itu aku sudah berada di teras dan dia menidurkanku, menjagaku tetap hangat hingga keesokan hari. 


Pagi hari ibu menyuruhku mandi dan bersiap membawakan baju-bajuku. Aku tidak mengerti saat itu, tapi aku tidak merasakan kesedihan sedikitpun. Aku benar-benar dijemput oleh dua orang yang tersenyum kepadaku. 


Mulai saat penjemputan itu hingga saat ini, aku bersama mereka hidup dalam suka cita. Mereka menyayangiku, mereka yang ku panggil mama dan papa. 


Sosok itu, sering kali menemaniku dan dia menjadi temanku. Aku bilang kepadanya apakah namamu benar-benar malaikat? Dan dia menjawab iya, aku malaikat Castiel, artinya malaikat pendamping manusia yang sedang bersedih hati. 


Aku tanyakan apakah semua orang yang bersedih akan kau datangi, jawabnya adalah tidak. Hanya orang tertentulah yang aku datangi. Aku bertanya lagi, kenapa kau mendatangiku? Dan dia bilang, karena Tuhanku tidak tega melihat seorang anak kecil yang di sia-siakan oleh orangtuanya. Tuhanku mengatakan kelak kau akan menjadi orang besar, oleh karena itu, atas perintah-Nya, aku ditugasnya untuk menenangkan hatimu. 


Aku bertanya kepada mama, siapa namaku dulu? Dan dia menjawab, namamu adalah Anwar. Dan mama mengganti namaku dengan doa didalamnya, Imam Abu Bakar, yang artinya lelaki yang bersegera menjadi pemimpin. 


Kini, aku sudah 40 tahun, terakhir kali ketika aku bertemu dengan Castiel saat usiaku menginjak dua belas tahun. Aku ingat pesan terakhirnya, maafkan ibumu, doakan dia, dan mintalah ridhonya. Kelak dirimu akan menjadi orang besar. 


Walaupun Castiel tidak pernah mengunjungi ku lagi dengan menampakkan wujudnya, namun, aku tetap merasakan kehadirannya selalu jikalau aku ingin bertemu dengannya. 


Aku dapat merasakan hadirnya saat malam hari, aku dapat merasakan dia mendengarkan ceritaku. 

Sekarang aku adalah seorang seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. 


Terimakasih Castiel yang dulu pernah mendatangiku, menyenangkanku, dan pernah mengajakku ke tempat yang sekarang aku mengerti tentang apa surga itu. 

Aku merindukanmu selalu.


Wallahua\"lam bishawab. 


.

.

.



thankyou yang udah baca ☺️👌🏼


Desclaimer

cerita hanyalah karangan penulis.

gambar memiliki hak cipta 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta dengan Jin Rasanya…

Desclaimer Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi! _____________________________________________________________ ____________________               Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.             Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.             Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk