-II-
~Sebuah puisi yang tidak puitis namun tetap menjadi melodi kata yang di puja-puja~
Kala yang bermula, tatap dirimu dibuat candu
Kadang, enggan mengira ini sebuah jalan baru
Serat-serat syarat yang tersirat penuh sarat
Tak ulung jua adinda peka
Dibuat pekat, goblok, dan linglung
Tapi adinda senang
Tapi kemudian adinda bimbang kesakitan
Ananda jahat, tapi tidak juga
Beberapa waktu adinda bilang 'tidak', di lain kata adinda bilang 'iya'
Adinda yang kebingungan
Tergesa-gesa oleh kalutnya perasaan
Ini tidak nyata! Ini tidak nyata!
Bagaimana mungkin, sudah terjadi!
Ini tidak mungkin! Ini tidak mungkin!
Jangan bodoh, sudah ku katakan ini sudah sangat terjadi
Terbawa ombak badai asmara yang klise
Refleksi menunjukkan bayangan yang sebaliknya
Adinda ke kanan, ananda ke kiri
Kita yang hanya bersinggah di se-persekian detik
Yang kemudian kembali ke jalannya masing-masing
Dan lagi-lagi
Adinda tetap lurus ke arah kanan
Ananda tetap lurus ke arah kiri
Satu titik pertemuan yang memisahkan kita selamanya
Sebuah kisah penghantar bagi cucu-cucu masing-masing dari kita
Andai,
Ah, tidak mungkin
Takdir tidak pernah melewatkan itu
Takdir sudah pernah singgah melewati kita
Takdir juga yang memisahkan kita
.
.
.
Thank's for coming to my blog ✊🏻
Hadid
Komentar
Posting Komentar