Sebuah alur pendek
Tak disangka-sangka, ternyata anjing itu datang kembali setelah sekian lamanya menghilang bak di telan bumi.
Ucuk-ucuk datang seperti koloni Belanda yang ingin menjajah Pribumi dahulu. Datang merempas kemerdekaan dan pergi meninggalkan kehancuran dari luar dan dalam.
Memang benar anjing. Entahlah, sepertinya dia hanya merusak marwah dan martabat dari julukan binatang anjing itu sendiri. Anjing yang dikenal sebagai binatang yang setia, tulus, dan menggemaskan, reputasinya hancur karna disandingkan dengan manusia yang dijuluki sebagai anjing benalu.
Benar- benar merepotkan, sudah tidak baik dimata manusia, buruk juga di mata para hewan. Bahkan anjing pun tak sudi di ambil sebutan mereka untuk manusia brengsek seperti dia.
Ampunn, kenapa sampai bisa ada yang seperti dirinya. Tidak tahu malu. Memang benar anjing benalu. Merepotkan dan hidupnya tidak menguntungkan. Sialan.
Dan seperti itulah kekecewaan seorang Keyli yang dibuang mentah-mentah seperti tidak ada harga dirinya. Sudah hancur masa depan, hancur pula mentalnya. Keyli yang bersih tidak lagi sama seperti dulu. Keyli yang tidak mengetahui jahatnya penghuni bumi, yang lugu, yang mudah di tipu daya kini sudah membuka matanya lebar-lebar. Menatap semua hal seperti memata-matai musuh di medan perang. Berhati-hati dan penuh perhitungan.
Begitulah keyli. Dibentuk oleh pengalaman, dibentuk oleh dunia yang kacau balau, dibentuk oleh manusia yang banyak ragamnya. Di berikan pilihan untuk mencari bibit-bibit baik agar tidak terjerumus kedalam orang-orang payah.
Tapi keyli lengah, kadang dia tidak sadar bahwa nyatanya dia sudah berada di bawah perangkap setan. Keyli dibutakan dengan sesuatu yang tidak mudah Ia bedakan. Keyli di perdaya dan Keyli pernah kalah dalam keputusan.
Yang dapat dirasakannya hanya, menyesal dan menyesal. Apakah Keyli dapat merubah dirinya seperti dulu? Jelas tidak. Tapi Keyli optimis akan berubah dengan belajar dari masa lalunya yang kelam dan penuh intrik.
Komentar
Posting Komentar