Langsung ke konten utama

Malam Suntuk

 Jika kau mengatakan, mengapa aku tidak harus boleh mempercayaimu seutuhnya. jawabannya mudah. Aku manusia yang dinamis. Mudah berubah dan gampang terpengaruh oleh hal-hal di luar sekelilingku. 

Apa yang harus ku lakukan? 

Kau tidak harus melakukan apapun. soal rasa kepercayaan, kau boleh mempercayai siapapun termasuk diriku. Kau boleh melakukan apapun sesuai dengan kehendak mu, tanpa melampaui batas terhadap orang lain.

Aku bertanya kepadamu, apakah pernah dirimu di kecewakan oleh orang lain terhadap rasa percaya yang pernah kau berikan terhadap orang itu? 

Tentu pernah, dan mungkin banyak dari mereka yang mengecewakan ku. Aku selalu dihadapkan oleh perasaan yang di ombang ambing tentang orang-orang itu. Orang-orang yang pernah aku percayai untuk hanya sekedar menjaga rahasiaku, atau hal yang lebih kompleks lainnya. 

Lalu, bagaimana jika itu terjadi kepada diriku? mengecewakan mu? membuatmu sakit? dan yang paling parah, membuatmu hilang rasa respect bahkan lenyap rasa percayamu terhadapku? 

Oh, kemungkinan besar itu tidak terjadi. Aku meyakini untuk percaya terhadap dirimu sejauh ini.

Terimakasih atas rasa yang tak ternilai itu. tapi, aku manusia, sama seperti orang-orang yang pernah mengecewakanmu dulu. Bagaimana? 

Aku ingin kau tidak melakukan hal itu. Buatlah dirimu berbeda. Sesugguhnya rasa percaya tidak dapat di beli ataupun di tukar oleh apapun. Apakah kau mampu berbeda? Aku paham, kau manusia, tapi kau bisa memilih jalanmu sendiri untuk tidak sama seperti mereka. Aku harap kau mampu. 

Maafkan aku, semoga amanah itu selalu ada didalam jiwa dan raga ku selalu. Tapi, tolong berikan sedikit saja penjelasan mengapa kau benar-benar menaruh seluruh kepercayaanmu terhadap ku? 

Hatiku berkata, kau bisa di percaya. Aku mempercayai hatiku sama seperti aku mempercayaimu. 

Baiklah. Satu pesanku, jangan berharap kepada ku atas apapun setelah dirimu sudah menaruh rasa percaya itu. Mungkin, suatu hari nanti, tanpa sadar, aku sudah mengecawakan mu dengan harapan hampa yang juga kau jatuhkan kepadaku. 

Mengapa begitu? 

Tidak apa, aku hanya takut. Aku manusia biasa. 

Aku percaya kepadamu dan aku mencintaimu. Maaf. 

Apa maksud mu? Tidak, aku rasa kau hanya bergurau. Tolonglah.

Tidak, aku tidak sedang bergurau. Sudah lama aku memendam ini. Apa kau tidak pernah merasakannya? 

Ya, aku merasa itu hanya perlakuanmu sebagai temanku. Tidak pernah lebih. 

Apa kau mencintaiku? 

Maafkan aku. Begitu pun aku. Aku sedari dulu menyukai dirimu. Tetapi, tidak pernah aku membuatnya menjadi nyata. Karena aku tahu. 

Tahu apa? 

Kita akan terus menjadi teman selamanya. 

Tidak, kita akan membuatnya nyata. Kita sudah mengenal diri kita masing-masing lama sekali. Aku tahu dirimu dan dirimu pun begitu sebaliknya. 

Bagaimana mungkin, tidak, itu tidak akan terjadi. Sedangkan, Tuhanmu dengan Tuhanku berbeda. Aku akan tetap pada apa yang ku yakini, dan kau pun begitu. Maafkan aku sudah membuatmu kecewa, aku sudah mengatakan, bahwa aku hanya manusia, suatu saat itu sudah terjadi, aku mengecewakanmu. Aku tidak akan pernah bisa bersamamu. Tetaplah menjadi temanku, dan tetaplah percaya padaku, walaupun aku sudah mengecewakanmu. Aku mencintaimu hanya sebagai ciptaan Tuhan yang sangat indah untuk ku Christian. 

--------------------------------

Thank you. 

Hadid. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bercinta dengan Jin Rasanya…

Desclaimer Cerita ini merupakan karangan penulis yang diambil dari kisah nyata seorang teman yang sudah di ilustrasikan dengan tambahan karangan cerita fiksi! _____________________________________________________________ ____________________               Saat malam suntuk, seluruh tubuh tidak bertenaga karena dikerah habiskan seharian di kampus mengerjakan tugas, menyusun laporan, membuat agenda, dan mengadakan rapat dengan organisasi. Rasanya badan ini hanya ingin benar-benar bersentuhan dengan kasur secepat mungkin.             Cepat-cepat ingin pulang ke kosan, waktu menunjukkan angka sebelas malam. Menunggu ojek online yang sebentar lagi tiba. Haduh, cepatlah Pak, rasanya lelah sekali seharian ini. Antar saya pulang, jika perlu berkebut-kebut dijalanan sampai saya tiba-tiba sudah didepan pagar kos.             Butuh waktu limabelas menit untuk tiba di kosan. Buka pintu pagar, kunci lagi, buka pintu kamar, tutup, kunci, menyalakan lampu, dan ahhh kasur buluk ku. Walaupun

Jangan Berhenti, Bacalah Ini

“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u

Rumah Tanpa Atap

-Cukupkanlah dirinya untuk membuatku ikhlas dalam mencinta- Ketika indra tak dapat menipu perasaan. Matanya selalu mengatakan "tidak ada yang dapat ku lakukan selain untuk menyayangimu".   Merasakan betapa nikmat dan bersyukurnya diri ini untuk selalu memandangi wajahnya yang rupawan. Di dalam ceritaku, tidak ingin ada kata bosan untuknya. Hanya ingin bersyukur sebesar-besarnya. Memang benar, rindu yang hebat tidak dapat terbalaskan kecuali dengan menyentuhnya, memeluknya erat hingga tercium aroma khas tubuhnya.  Bagaikan hari esok, penuh penantian dengan harapan-harapan baik. Jiwanya telah terpaut dengan jiwaku sedemikian rupa eratnya. Mimpi dan cita-cita yang satu padu memenuhi imajinasi tak terhingga untuk menjadikannya nyata. Sungguh nikmatnya cinta itu. Nikmatnya mencintai setiap bagian terkecil dari dirinya.  Dalam sujud, doa tak henti-hentinya ku panjatnya untuk keselamatannya.  Karena Menunggunya pulang adalah harapan. Mendengarkan ceritanya adalah hal yang menyenangk