Seorang anak sebut saja bernama Joly.
Sedang berada di fase menuju remaja dengan ditandai pubertas pertamanya. Joly
mengagumi salah satu pemain basket di sekolahnya bernama Samuel. Dia terpikat
kepada Sam pada hari-harinya yang selalu bertemu Sam disekolah.
Tanpa disadarinya, ternyata Sam
juga terpikat oleh Joly yang merupakan ketua kelas di kelas IPA II. Sam sedikit
was-was, karena tidak memiliki keberanian untuk memulai perbincangan dengan Joly.
Suatu ketika, Sam menyampaikan isi hatinya kepada kerabatnya untuk segera
disampaikan kepada Joly.
Sebelum temannya Sam yaitu Jayden
menyampaikannya. Tanpa mengurangi wibawa dan harga dirinya, kemudian Sam memberanikan
diri untuk segera menemui Joly.
Sungguh menarik, perkenalan
mereka yang singkat ternyata membuahi hasil. Mereka semakin dekat dan seluruh
siswa di SMA itu mengetahui kedekatan mereka.
Tidak butuh waktu yang lama,
terdengar kabar bahwa mereka sudah resmi berpacaran. Bayangkan, kedua anak itu
yang merupakan sama-sama populer disekolah, menjadi primadona kelasnya masing-masing,
dan sekarang bersatu padu menjadi perbincangan hangat disekolah.
Joly dan Sam sedang berada di fase
kasmaran yang membara-bara.Tidak jarang mereka membagikan momen kemesraannya di
media sosial. Pasangan terpanas di sekolah Tuna Bangsa.
Sebulan, dua bulan, dan sekarang
sudah beranjak menuju tiga bulan nya mereka berpacaran. Dalamdua bulan terakhir,
kesehariannya mereka jarang terjadi
keributan yang berarti, bahkan bisa di hitung jari kalau mereka bertengkar. Menjelang
fase ke tiga bulan ini, Joly merasakan perasaan yang tidak biasa. Rasanya terhadap
Sam kerap kali berubah-ubah.
Joly memang menyayangi Sam, sama
seperti Sam menyayang Joly. Mereka bahkan sangat romantis dan juga sering
bertemu hanya untuk sekedar mengerjakan tugas dan sekaligus makan bersama.
Joly merasakan. Disatu sisi, dia
merasa lelah dengan hubungannya bersama Sam, karena kerap kali, Sam sering
bercanda yang membuat Joly merasa ilfeel.
Juga sering kali beberapa perkataan Sam yang menyingggung Joly sehingga
membuatnya sakit hati. Di saat itu pula Joly ingin mengakhiri hubungannya
dengan Sam.
Joly kebingungan dengan
hubungannya sendiri. Di satu sisi, Joly selalu teringat dengan ucapan Sam yang
membuatnya membenci Sam. Tetapi disisi lain, Sam sering membuatnya merasakan
kasih sayang yang tiada tanding.
Joly juga merasa sedikit tidak
ada ruang, karena Sam selalu mengajaknya bertemu. Joly merasa lelah dengan hubungannya.
Tapi Joly tidak memiliki upaya untuk menolak ajakan Sam untuk sering bertemu.
Kemudian, tanpa pikir panjang,
Joly mengeksekusi pilihannya untuk memutuskan Sam. Joly merasa lega dan bebas
sementara Sam yang kebingungan dengan keputusan Joly.
Beberapa hari setelah keputusan
itu, Joly merasakan hampa dalam dirinya semenjak memutuskan Sam. Dan merasa telah
menyesal akan keputusannya tersebut. Joly mengajak Sam kembali untuk
memperbaiki hubungan mereka, dan Sam sepakat. Hal ini terlalu aneh untuk Joly
jabarkan.
Apa yang sebenarnya terjadi
dengan Joly?
Perasaan yang bertentangan terhadap
situasi yang sama atau bahkan terhadap seseorang pada waktu yang sama ternyata
telah dipaparkan menurut penelitian Psikologi mengenai hal ini.
Seseorang dikatakan ambigu atau
merasa bimbang terhadap hal yang sedang dirasakan dalam waktu yang bersamaan. Dalam
kasus diatas, Joly merasakan cinta dan benci di waktu yang sama terhadap Sam.
Ambivalensi dalam psikologi dikatakan
sebagai keadaan sementara atau permanen dimana kedua perasaan tersebut hidup
berdampingan, dan umumnya cenderung berlawanan. Dalam gejalanya, ambivalen terbagi
menjadi tiga yaitu;
1) Dimensi kognitif rasional, yaitu terletak pada nalar atau proses berpikir. Dapat disebut juga kemampuan otak untuk mengembangkan kemampuan rasional. Dibagi menjadi enam, dua diantaranya yaitu pengetahuan dan pemahaman. Dalam hal pengetahuan, hal ini mencangkup mengenai argumen yang menggabungkan dua pandangan berlawanan. Biasanya hal ini sering terjadi dalam diskusi, atau debat opini dua subjek atau lebih dalam membahas suatu pembahasan.
2) Dimensi afektif, yaitu emosi atau
perasaan untuk melawan sesuatu. Ranah afektif yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Mencangkup watak perilaku seperti perasaan, sikapm emosi dan nilai
terhadap suatu objek atau subjek yang sedang dihadapi.
Disinilah letak ambivalensi Joly terbentuk. Dimana Joly merasakan perasaan yang berlawanan terhadap Sam di waktu yang sama.
3) Dimensi perilaku, dapat didefinisikan sebagai cara seseorang bertindak atau merespon sesuatu. Bleuler mengatakannya sebagai kemauan. Karena mengacu kepada tunduknya pada kemauan.
Ternyata yang di alami oleh Joly
juga dialami oleh 90% anak yang bermasalah.tidak hanya permasalahan dengan
cinta, masalah lain seperti anak yang rindu dengan kasih sayang ayahnya namun
juga membenci ayahnya karena terlalu giat bekerja hingga jarang pulang.
Mengatasi permasalahan pada penderita
ambivalensi seperti Joly tidaklah mudah, namun dapat di tangani jika perlu
dibawa ke seorang konselor atau terapis anak untuk membuatnya bisa terbuka dan berbicara.
Dari sisi orangtua, perlu sikap
dan pembelajaran contoh yang baik terhadap anaknya.membiasakan sesuatu yang juga
nanti akan dicontoh anaknya dengan kebiasaan yang baik.
Proses pemulihan ini memang membutuhkan
waktu yang lama, terutama dalam hal memperbaiki pola komunikasi yang kerap kali
bermasalah, juga penalaran yang dibutuhkan agar kelabilannya tidak mendominasi
pikiran seperti yang dialami Joly.
Bagi kalian yang juga merasakan
hal yang serupa, tetap semangat! Ceritalah dengan orang-orang yang mau
mendengarkan dan dapat memberikan solusi.
Semoga membantu.
Terimakasih sudah membaca.
Hadid.
Refensi
Naisha Pratiwi-Apa itu
Ambivalensi dan Contohnya.
https://adalah.top/ambivalensi/
Julianto Simajuntak-90% Anak
Bermasalah Mengidap Ambivalensi.
source from pinterest: https://pin.it/7mV3dYQ
Komentar
Posting Komentar