“Jika suatu hari wajahku membuatmu malas memandangku lagi, tingkahku membuatmu kesal, dan segalanya tentang diriku tidak lagi membuatmu merasa bahagia. Ingatlah bahwa dulu kau pernah sangat amat mencintaiku dan ego mu tidak pernah lebih besar daripada cinta yang pernah kau berikan untukku.” ————————— Waktu terasa padat juga singkat rasa-rasanya jika berada di suatu suasana yang membuat nyaman sekujur badan. Menjulurkan tulang-tulang kelelahan di atas kasur lapuk bersama kekasihku lalu berpelukan. Merasakan hangat dan bau badannya yang membekas di saraf otak.Tatap matanya dari dekat ditengah remang-remang lampu templok yang mengisi cahaya malam di dalam kamar pengap. Semua itu nyatanya tidak buruk dan tidak menjadi persoalan. selagi selalu ditemani dan selalu merasa cukup dengan kebahagiaan kecil di dalam rumah gubuk pinggir sungai. Rasanya akan menjadi kisah yang mengasyikan. Orang bilang hidup tidak hanya persoalan cinta. Memang betul. Materi juga perlu diperhatikan bukan? Cinta itu u
Seorang anak sebut saja bernama Joly. Sedang berada di fase menuju remaja dengan ditandai pubertas pertamanya. Joly mengagumi salah satu pemain basket di sekolahnya bernama Samuel. Dia terpikat kepada Sam pada hari-harinya yang selalu bertemu Sam disekolah. Tanpa disadarinya, ternyata Sam juga terpikat oleh Joly yang merupakan ketua kelas di kelas IPA II. Sam sedikit was-was, karena tidak memiliki keberanian untuk memulai perbincangan dengan Joly. Suatu ketika, Sam menyampaikan isi hatinya kepada kerabatnya untuk segera disampaikan kepada Joly. Sebelum temannya Sam yaitu Jayden menyampaikannya. Tanpa mengurangi wibawa dan harga dirinya, kemudian Sam memberanikan diri untuk segera menemui Joly. Sungguh menarik, perkenalan mereka yang singkat ternyata membuahi hasil. Mereka semakin dekat dan seluruh siswa di SMA itu mengetahui kedekatan mereka. Tidak butuh waktu yang lama, terdengar kabar bahwa mereka sudah resmi berpacaran. Bayangkan, kedua anak itu yang merupakan sama-sama populer dise